Fogarty (1991: 75) meyakini bahwa integrated model ini cocok sebagai bentuk pendekatan interdisiplin untuk mata pelajaran yang saling berkaitan bahkan tumpang tindih dalam hal topik dan konsep. Model kurikulum yang terpadu merepresentasikan pendekatan lintas disiplin ilmu, konsep
integrated model ini mirip dengan shared model. Integrated model mengkombinasikan 4 disiplin utama yang telah ditentukan dalam kurikulum dan masing-masing disiplin tersebut merupakan prioritas.
Seperti halnya shared model, konsep terpadu adalah sebuah hasil dari penyelidikan atau penyaringan ide atau pemikiran yang sebenarnya sudah berada di luar dari komposisi mata pelajaran, penyaringan ide atau pemikiran yang dimaksud di sini tidak hanya sekedar meletakkan ide atau pemikiran di luar subjek seperti dalam pemahaman pendekatan webbed model. Konsep keterpaduan merupakan kecambah atau tunas baru yang tumbuh dari berbagai disiplin ilmu dan kecocokkan yang dibuat di antara berbagai disiplin ilmu ini sampai memunculkan kesamaan.
Pada sekolah dasar atau menengah, kurikulum dengan konsep terpadu ini dipahami sebagai seperangkat pembelajaran interdisiplin yang dalam penerapannya kurikulum dianggap sebagai pembelajaran yang harus berjuang karena kelebihan beban. Orang-orang yang mendesain kurikulum dengan konsep terpadu ini berusaha untuk memutus/memotong secara selektif dan meninggalkan potongan-potongan kurikulum yang dianggap tradisional tersebut. Berbekal prioritas-prioritas bijaksana untuk disiplin ilmu baru, empat anggota tim dari disiplin utama yang menjadi prioritas mulai mengeksplorasi prioritas-prioritas disiplin ilmu masing-masing yang mungkin dalam konsep, keterampilan dan sikap-nya saling tumpang tindih. Salah satu situasi tumpang-tindih yang mereka temukan di awal eksplorasi adalah dalam konsep argumen dan bukti. Contoh 4 disiplin utama yang dijadikan prioritas adalah Matematika, Ilmu Pasti (IPA), Bahasa dan Seni serta Ilmu Sosial.
No comments:
Post a Comment