CONTOH SIKAP TAMAK, RAKUS, ATAU SERAKAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Sikap Tamak

guys...., kalian semua pasti tau apa itu sikap tama! tamak merupakan sifat rakus atau ingin menguasai semuanya untuk kepuasan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. 

Orang yang tamak biasanya egois dan tidak memiliki rasa empati. 

Selain rakus, tamak juga dapat disebut serakah.

 Dalam ajaran Islam-pun melarang kita untuk berbuat tamak karena tamak dapat mencelakai diri sendiri dan orang yang tamak ini adalah orang yang kufur. Dalam ajaran Islam, sikap tamak ini dicirikan yaitu:

  •  Tidak pernah merasah cukup atau selalu merasa kekurangan
  •  Suka memakan hak orang lain.
  • Memiliki kecintaan yang berlebihan terhadap harta benda

Tamak merupakan salah satu penyakit hati. 


Telling Story

Membicarakan sikap tamak, rakus ataupun serakah, aku punya cerita yang ingin dibagikan kepada para pembaca blogku. 

Dulu aku kenal beberapa orang (termasuk lingkungan toxic), panggil saja namanya Mocil, Moli dan Putih.

Putih dan Moli adalah temanya Mocil.  Si Putih putih ini memiliki obsesi yang besar terhadap bule karena kakak dan adiknya menikah dengan bule. Aku sendiripun sering bertemu dan berkenalan dengan bule di aplikasi datting.

Singkat cerita si Putih  ingin menjadi temanku dan belajar bagaimana cara mengenal bule di aplikasi datting tersebut, mencari tahu mana bule yang hanya ingin main-main saja ataupun ingin berkenalan serius. 

Moli  sendiri adalah teman satu kos Mocil,  oleh sebab itu aku mengenal si Moli ini. 

Suatu hari saat aku, dan Mocil berada di rumah si Putih, kami melihat kucing persia miliknya. Ada 1 indukan betina dan 3 anakan persia yang masih berumur kurang lebih 2 bulan dengan kondisi jamur yang sangat parah dibadanya. Biasanya kucing persia memang memiliki masalah jamur jika tidak dirawat dengan benar.

Si Putih menawarkan  untuk membawa anak kucingnya tersebut kepadaku dan juga Mocil namun aku mengatakan bahwa kucing dikontrakanku akan melahirkan, aku pasti akan kerepotan karena mengurus banyak kucing. Namun, si Mocil mengatakan ingin merawat kucing tersebut. 

Si Putih menyuruh Mocil untuk memilih, kucing mana yang mau dibawa.

Mocil membuat jalur untuk kucing-kucing tersebut berjalan, kucing mana yang berjalan mendekatinya berarti itu adalah miliknya nanti. Tidak disangka 2 dari 3 anak kucing tersebut tidak ada satupun yang berjalan mendekatinya, mereka malah berjalan menghampiriku. Si Mocil merasa jengkel karena anak-anak kucing tersebut tidak ada yang mau memilihnya. 

Putih mengatakan kepadaku, "ambillah 1 anak kucing ini" aku tidak mengatakan ya' ataupun tidak'

keesokan harinya, Mocil meneleponku dan menyuruhku untuk mengambil anak-anak kucing tersebut yang berada di posisi timur dari kosanku dan kearah barat kosan dia lalu pergi bersama-sama menuju kearah selatan untuk dibawa ke klinik hewan UGM 'kuningan'

Aku merasa itu merupakan tindakan yang sangat bodoh, lalu aku menolaknya. Tidak disangka ternyata Mocil membawa 2 anak kucing yang kemarin berjalan mendekat kearahku tersebut ke klinik UGM.

Selang 1 hari berlalu, Mocil mengclaim bahwa kedua anak kucing tersebut adalah miliknya karena dia yang membawa ke klinik UGM padahal tidak ada yang menyuruhnya. 

1 untuk Mocil dan 1 untuk temanya yaitu Moli. Padahal secara terang-terangan Putih mengatakan bahwa salah 1 kucing tersebut untukku namun Mocil  dengan tamak/rakus/serakah mengambil kedua anak kucing tersebut dengan alasan dia yang membawa ke klinik hewan. Padahal sudah jelas dia hanya diberikan 1, kalaupun dia bawa kedua anak kucing tersebut tentu saja dia tetap tidak memiliki hak untuk mengambil keduanya. 

Akupun Ikhlas, mungkin bukan rezekiku, dan dia memang orang yang rakus sehingga aku tidak mengungkit-ngungkit masalah tersebut. 

Beberapa bulanpun berlalu, aku pindah ke kontrakan didekat kawasan kampusku UNY, Mocil dan Molipun ikut pindah ke kontrakanku dengan membawa kucing-kucingnya tersebut. 2 Kucing persia itu sudah memiliki 3 anak yang berwarna sama seperti induknya. 

Meskipun kucing-kucing tersebut sudah diadopsi kedua orang itu, namun mereka sering datang dan masuk kekamarku seakan masih mengenalku (seperti akupun pemiliknya).

Aku merasa bahwa kucing-kucing ini tahu siapa yang mereka pilih sebagai adobternya, namun mereka tidak bisa melakukan apapun ketika si Mocil membawanya pergi dari rumah si Putih. Aku merasa terharu dengan hal tersebut. 

Sampai pada suatu ketika salah satu dari 3 anak kucing tersebut mati tertabrak motor dipagi hari (mayatnya dibawa oleh orang yang menabrak untuk dikuburkan) dan pada malam harinya indukan betinanya mati karena termakan racun tikus, sebelum matipun kucing tersebut masuk kekamarku seperti mengisyaratkan atau mengadu bahwa dia sedang sekarat karena aku melihat kucing tersebut muntah dan juga mengeluarkan busa dari mulutnya. Indukan kucing itupun mati (di kubur di depan kontrakanku). 3 hari berikutnya aku mengusir Mocil dan juga Moli  dari kontrakanku karena mereka membuat keributan (ini akan aku ceritakan dalam story berikutnya). 

Singkat cerita, ada pelajaran dan hikma yang dapat aku ambil dari storyku ini yaitu:

  • Sikap tamak Mocil yang mengambil hak orang lain dan pada akhirnya apa yang bukan haknya tersebutpun akan hilang, pergi dari kehidupanya. Meskipun dia sudah mengambil kucing tersebut namun karena itu bukanlah haknya maka kucing tersebutpun mati. 
  • Sikap Ikhlasku ketika hakku diambil oleh Mocil mengajarkanku bahwa jika memang itu adalah rezekiku, maka itu akan kembali kepadaku. Anak kucing yang pernah diambilnya dengan paksa/tamak tersebut seringkali datang menghapiri kamarku hanya sekedar untuk stay. Pada akhirnya kucing tersebut mati dan dikuburkan di depan kontrakanku yang menandakan kucing tersebut berada/kembali kepada pemilik yang sebenarnya meskipun tidak dalam keadaan hidup. Kucing tersebut berada dekat bersamaku selama aku masih tinggal di kontrakan ini. (mungkin orang berpikiran itu merupakan pemikiran orang yang tidak waras, namun itu benar adanya. Jika memang rezeki dan hakmu maka akan kembali kepadamu meskipun dalam berbagai kondisi dan jika kamu bersyukur maka kamu akan menerima apa adanya dan juga ikhlas).
Janganlah kita memiliki sikap tamak, karena itu merupakan penyakit hati. Orang-orang yang tamak pasti tidak ingin dibilang kufur karena mereka merasa apa yang diperbuatnya benar dan tidak mau intropeksi diri. 
Jadilah manusia yang baik, sehingga tidak merugikan orang lain. 


No comments:

Post a Comment