Peran Keluarga Dalam Pendidikan Karakter

Sekolah merupakan tempat pendidikan karakter bagi remaja tetapi tanggung jawab tersebut tidak seutuhnya dimiliki oleh pihak sekolah karena yang memiliki peranan besar dalam ppendidikan karakter reaja adalah keluarga. Keluarga merupakan sumber utama dalam pendidikan moral anaknya karena, keluarga (orangtua) berada pada posisi yang mengharuskan mereka untuk mengajarkan nilai sebagian dari sebuah pandangan tentang dunia yang lebih besar yang memperlihatkan sebuah
pandangan tentang arti kehidupan dan alasan-alasan utama dalam kehidupan yang bermoral, dan semua hal tersebut tergantung dari pengaruh orang tuanya dalam mendidik..
Orangtua yang memberikan pendidikan moral dengan egektif, adalah mereka yang “autoritatif” membimbing anak-anak untuk patuh kepada mereka dan juga memberikan alasan apa yang diinginkan orangtua tersebut kepada anaknya sehingga anak tersebut dapat menelaah tindakan yang bermoral dan tindakan yang bertanggung jawab  berdasarka inisiatif mereka sendiri. Sedangkan orang tua yang bersikap “permisif” (membuat aturan bersikap mengancam terhadap penyimpangan yang terjadi dan tidak membuat peraturan) dan “authoritarian” (orangtua yang hanya bersikap mengontrol dan tidak memberikan alasan yang jelas terhadap aturan-aturannya) hanya akan membuat anak tersebut tidak dapat mengendalikan diri dan tidak memiliki tanggung jawab secara sosial.
Cara mengasuh dan mendidik anak merupakan daar pengukuran yang digunakan ketika seorang anak terlibat dalam masalah hukum yang sedang berlaku. Semakin baik pengawasan yang dilakukan seorang ibu erhadap anak-anaknya makan semakin baik komunikasi yang terjadi antara anak dan ayahnya. Semakin besar sikap kasih dan sayang antara anak dan kedua orang tuanya, maka semakin kecil kemyngkinan anak-anak tersebut untuk terlibat dalam masalah pelanggaran hukum. Adanya konflik  seperti perceraian ataupun problem-problem lainya seperti, hal tersebut akan berdapak pada pikologi anak; anak yang pada awalnya penurut mulai membuat masalah disekolahnya, anak-anak yang sebelumnya berperilaku tenang menjadi hiperaktif, terjerumus dalam kenakalan remaja seperti menjadi pecandu alcohol, narkoba, depresi, dan penyimpangan seksual.
Orangtua yang memiliki masalah perceraian dan menjadi orang tua tunggal baiknya memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi pembentukan karakter yang tidak baik terhadap anaknya yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan anak-anaknya
2. Menyediakan waktu untuk bermain bersama anak-anak mereka
3. Sering melakukan komunikasi dan berinteraksi dengan anak
4. Membimbing anak dalam menyelesaikan pekerjaan rumah
5. Mengawasi lingkungan dan pergaulan anak
6. Mengajarkan makna tentang nilai dan moralitas.
Ketika orangtua tiidak memiliki hubungan yang dekat dengan anak-anaknya yang terjadi adalah anak-anak tersebu akan sulit mengatasi tekanan-tekanan dari teman sekolahnya, pada akhirnya mereka akkan mengambil tindakan sendiri tanpa berdiskusi atau membicarakan dengan orang tua yang dapat membahayakan kehidupan mereka. Ketika orangtua tidak mengetahui kebutuhan dasar anak baik yang bersiifat fisik maupun emosional maka sebenarnya anak-anak tersebut belum siap untuk menjalankan perannya baik secara mental maupun secara moral di sekolah. Ketika orangtua tidak membangun suatu hubungan yang baik dengan anak-anak mereka dan menggunakan hubungan terebut untuk mengajarkan  anak mereka tentang kebaikan mereka maka sekolah harus memulai membimbing dari tahap yang paling daras.
Sekolah dituntut agar dapat memberikan pendidikan yang terbaik, dengan masalah pendidikan moral yang lebih berat tetapi hanya mendapat dukungan yang tidak terlalu berarti dari keluarga siswanya tersebut karena terkadang keluarga tidak memiliki kesamaan pandangan yang kuat dalam mendidik anak-anak mereka mengenai nilai-nilai dan norma-norma seperti yang diajarkan di sekolah. Meskipun sekolah mampu menanamkan sikap, nilai, dan norma yang baik terhadap siswa tetapi jika tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan keluarga maka sikap baik yang dimiliki oleh anak-anak tersebut akan perlahan menghilang. Dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah dan keluarga  maka dapat meningkatkan nilai moral anak tersebut.

No comments:

Post a Comment