Salah satu cara untuk mengapresiasikan
relevansi ilmu ekonomi adalah dengan memahami dasar-dasar penawaran dan
permintaan. Analisis penawaran-permintaan merupakan landasan fundamental dan
alat yang mumpuni dapat diterapkan pada beragam persoalan menarik dan penting,
diantaranya yaitu:
1.
Memahami dan memperdiksi bagaimana
perubahan kondisi ekonomi dunia berdamak pada harga pasar dan produksi
2.
Mengevaluasi dampak dari pengendalian
harga pemerintah, upah minimum, dukungan harga, dan insentif produksi.
3.
Mencermati bagaimana pajak, subsidi,
tarif dan kuota impor berdampak pada konsumen dan produsen
Variasi dalam harga dan kuantitas dari
wakktu ke waktu bergantung pada bagaimana penawaran dan permintaan merspons
variabel ekonomi lain, seperti kegiatan ekonomi agrregat dan biaya tenaga kerja
yang memag selalu berubah.
Permintaan
dan Penawaran
Permintaan merupakan sejumlah barang dan ataupun jasa yang diinginkan untuk dapat dibeli, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
disetiap berbagai tingkat harga & waktu tertentu di pasar.
Permintaan dapat dibagi menjadi:
·
Permintaan absolut: permintaan terhadap
barang dan jasa secara umum, dengan disertai atau tidak disertai dengan
kemampuan untuk membeli.
·
Permintaan efektif: permintaan terhadap
barang dan jasa yang disertai dengan kemampuan untuk membeli.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan yaitu:
1.
Harga barang itu sendiri
2.
Pendapatan masyarakat
3.
Intensitas kebutuhan
4.
Selera
5.
Barang pengganti
Penawaran merupakan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan pada waku tertentu pada berbagai tingkat harga. Terdapat dua
variabel ekonomi dalam penawaran ini yaitu jumlah barang yang ditawarkan (Qs) dan
tingkat harga (P). Hubungan kedua variabel ini dijelaskan pada
hukum penawaran.
Hubungan kedua variabel itu menunjukkan hubungan yang positif:
Qs = f (P)
Tinggi rendahnya jumlah barang yang ditawarkan bergantung pada
tingkat harga.
Qs = a + bp dengan syarat a - 0, b >
0
Harga Keseimbangan
Equilibrium atau harga keseimbangan merupakan
suatu titik pertemuan antara permintaan dan penawaran. Oleh karena itu,
pertemuan permintaan dan penawaran terjadi di pasar yang menghasilkan
keseimbangan sering disebut keseimbangan pasar.
Adapun syarat terjadinya keseimbangan ini adalah, permintaan harus
sama dengan penawaran Qd = Qs. Keseimbangan ini terjadi pada tingkat harga yang
sama. Harga memiliki kedudukan sebagai variabel bebas sedangkan
jumlah barang yang diminta berfungsi sebagai variabel terikat. Hubungan antara
kedua variabel tersebut bersifat negatif.
Q = f (P)
Dapat dirtikn bahwa jumlah barang bergantun pada tingkat
harga. Jika harga berubah, jumlah barangpun juga akan berubah.
Mekanisme
pasar
Mekanisme pasar adalah
kecenderungan di pasar bebas dimana harga berubah hingga pasar menemui titik
keseimbangan yakni hingga kuantitas penawaran dan permintaan sama. Pada titik
ini, karena tidak terjadi kelebihan permintaan atau penawaran maka tidak ada tekanan
bagi harga untuk berubah lebih lanjut. Penawaran dan permintaan mungkin tidak
selalu dalam keadaan ekuilibrium, dan sebagian pasar mungkin tidak segera
mencapai kesetimbangan ketika kondisi mulai berubah. Namun kecenderungan bagi
pasar adalah mencapai titik setimbang.
Ketika kita menggambar dan menggunakan
kurva pepnawaran dan permintaan, kita mengasumsikan bahwa pada harga apapun,
sejumlah kuantitas akan diproduksi dan dijual. Asumsi ini hanya akan masuk akal
apabila pasar setidaknya bersifat kompetitif (penjual maupun pembei memiliki
kekuatan pasar yang kecil, hanya memiliki pengaruh yang kecil terhadap harga
pasar). Saat kita menghadapi kurva penawaran dan permintaan secara implisit
kkit mengasumsikan bahwa yang sedang dihadapi adalah pasar persaingan.
Perubahan dalam Ekuilibrium Pasar
Pada kurva telah terjadi
pergeseran dari S ke S’ , mungkin
dikarenakan adana penurunan bahan mentah. Harga pasar menjadi turun juga dari P1
ke P3 dan kuantitas total yang dihasilkan bertambah dari Q1
ke Q3. Biaya yang lebih rendah menghasilkan harga yang lebih rendah
dan penjualan meningkat.
Kurva tersebut menunjukkan apa yang
terjadi setelah pergeseran ke kanan kurva permintaan akibat dari peningkatan
pendapatan. Harga dan kuantitas baru terjadi setelah permintaan setimbang
dengan penawaran. Konsumen membayar harga yang lebih tinggi dan perusahaan
menghasilkan kuantitas yang lebih banyak sebagai akibat dari peningkatan
pendapatan.
Pergeseran kekanan pada penawaran dan
permintaan menghasilkan harga yang sedikit lebih tinggi (dari P1 ke
P2) dan kuantitas yang jauh lebih besar (dari Q1 ke Q2)
secara umum harga dan kuantitas akan berubah bergantung pada sejauh mana kurva
penawaran dan permintaan bergeser dan bentur kurva-kurva tersebut. Untuk
memperkirakan ukuran dan arah perubahan ini, kita harus mengenali secara
kuantitatif ketergantungan penawatan dan permintaan terhadap harga dan
variabel-variabel lain.
Elastisitas Penawaran
dan Permintaan
Permintaa atas suatu barang tidak hanya
bergantung pada harganya tetapi juga pada pendapatan konsumen dan harga barang
lain. Demikian juga dengan penawaran bergantung pada harga dan variabel yang
mempengaruhi biaya produksi. Elastisitas mengukur sensitivitas dari satu
variabel terhadap variabel lain. Secara spesifikasi, elastisitas adalah jumlah
yang memberitahukan persentase perubahan yang akan terjadi pada salah satu
variabel dalam merespon peningkatan 1 persen pada variabel lain. Elastisitas
harga permintaan dituliskan Ep’.
Ep
= (%∆Q)/ (%∆P)
Dimana
%∆Q adalah persentase perubahan kuantitas permintaan dan persentase perubahan
harga. Selain itu juga elastisitas harga permintaan dapat dituliskan sebagai
berikut:
Elastisitas
harga permintaan biasanya bernilai negative. Saat suatu barang meningkat,
kuantitas permintaan biasanya menurun. Oleh karena itu ∆Q/∆P (perubahan dalam
kuantitas atas perubahan dalam harga) menjadi negative, seperti halnya E.
Ketika besaran elastisitas harga lebih besar dari 1, dapat kita katakana bahwa
permintaan tersebut elastis terhadap harga karena persentase penurunan dalam
kuantitas permintaan lebih besar dibandingkan persentase peningkatan dalam
harga. Jika besaran elastisitas kurang
dari 1 maka permintaan dikatakan inelastic
terhadap harga. Elastisitas harga permintaan suatu barang bergantung pada
ketersediaan barang lain yang dappat mensubtitusikannya.ketika tersedia barang
pengganti yang serupa, peningkatan harga akan menyebabkan konsumen banyakk
membeli barang tersebut dan membeli banyak barang penggantinya. Permintaan
kemudian menjadi sangat inelastic terhadap harga. Jika tidak terdapat barang
pengganti yang serupa, permintaan akan cenderung inelastic terhadap harga.
Kurva permintaan linear
Kurva menyatakan bahwa elastisitas
harga permintaan adalah perubahan pada kuantitas yang terkait dengan perubahan
harga ∆Q/∆P dikalikan rasui harga terhadap kuantitas yaitu P/Q. Tetapi saat
kita bergerak menuruni kurva, ∆Q/∆P munkin berubah, dan harga juga kuantitas
akan selalu berubah. Dengan demikian elastisitas harga haruslah diukur pada
titik tertentu disepanjang kurva permintaan dan biasanya berubah saat kita
bergerak di sepanjang kurva.
Prinsip
ini dapat mudah diamati melalui kurva permintaan linear yaitu kurva permintaan
dalam bentuk Q = a –bP
Semakin
curam kemiringan kurva, semakin inelastic permintaanya.
|
||||||||||
|
|
|||||||||
Kurva
diatas menunjukkan kurva permintaan yang mencerminkan permintaan elastis tak
hingga: dimana konsumen akan membeli sebanyak mungkin pada harga tuunggal P*.
bahkan untuk peningkatan terkecil pada harga di atas tingkat ini pun, kuantitas
permintaan akan turun hingga nol, dan untuk penurunan harga berapapun kuantitas
permintaan bertambah tanpa batas. Sedangkan kurva yang kedua mencerminkan
permintaan inelastic sempurna yaitu konsumen akan membeli kuantitas Q* yang
tetap berapapun harga yang berlaku.
Elastisitas permintaan
lain
Elastisitas
yang terkait dengan variabel lain selain harga yaitu elastisitas pendapatan
permintaan yaitu persentase perubahan dalam kuantitas permintaan, Q yang
diakibatkan dari peningkatan I persen pendapatan I:
Permintaan
atas sebagian barang juga dipengaruhi oleh harga barang lain, Elastisitas harga
silang permintaan menyatakan adanya persentase perubahan dalam kuantitas
permintaan atas suatu barang yang diakibatkan dari adanya peningkatan 1 persen
harga barang lain. Jadi, elastisitas permintaan dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Dimana
Qb adalah kuantitas dan Pm adalah harga
Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran merupakan persentase
perubahan dalam kuantitas penawaran yang diakibatkan adanya peningkatan 1
persen pada harga. Elastisitas penawaran biasanya bersifat positif karena harga
yang lebih tinggi memberikan insentif bagi produsen untuk meningkatkan outpun.
Selain itu juga elastisitas penawaran dapat dikaitkan dengan tingkat bunga,
upah dan harga bahan mentah dan barang setengah jadi lainnya yang digunakan
untuk produksi suatu barang.
Elastisitas Titik dan Busur
Elastisitas permintaan titik merupakan
harga pada titik tertentu pada kurva permintaan contohnya elastisitas
permintaan pada titik tertendu pada kurva permintaan. Elastisitas permintaan
titik dapat bervariasi bergantung pada dimana titik tersebut diukur sepanjang
kurva permintaan.
Elastisitas
permintaan busur merupakan elastisitas harga yang dihitung berdasarkan
serangkaian harga. Selain memilih harga awal atau harga akhir, kita dapat
menggunakan rata-rata kedua harga () dan kuantitas
permintaan () yang dapat dilihat
persamaanya yaitu:
Elastisitas
busur = (∆Q/∆P) ()
Elastisitas
busur selalu terletak diantara ( tetapi tidak selalu berada di tengah-tengah
elastisitas titik yang diukur dari harga terendah dan tertinggi. Meskipun
elastisitas permintaan busur terkkadang berguna, para ekonom biasanya
menggunakan kata “elastisitas” untuk merujuk pada elastisitas titik.
Elastisitas Jangka
Pendek dan Jangka Panjang
Apabila kita menanyakann berapa besar
perubahan permintaan atau penawaran dalam merespon perubahan harga, kita harus
memahami tentang waktu yang dibutuhkan sebelum mengukur perubahan dalam
kuantitas permintaan atau penawaran
karena secara garis besar kurva permintaan dan penawaran jangka pendek
bentuknya sangat berbeda dengan kurva jangka panjang.
Elastisitas Permintaan
Untuk kebanyakan orang, permintaan lebih
bersifat elastis harga dalam jangka panjang dibandingkan jangka pendek karena
orang-orang membutuhkan waktu untuk mengubah pola konsumsi mereka selain itu
juga permintaan suatu barang mungkin terkait dengan cadangan barang lain yang
berubah lambat. Disisi lain, untuk barang-barang tertentu hal sebaliknya yang
berlaku yaitu permintaan lebih elastis dalam jangka pendek ketimbang jangka
panjang karena bersifat tahan lama contohnya seperti televisi.
Elastisitas
pendapatan berbeda pada masing-masing bentuk jangka pendek dan panjangnya. Bagi
sebagian besar barang dan jasa, makanan, minuman, bahan bakar, hiburan dan
sebagainya, elastisitas pendapatan permintaan lebih besar dalam jangka panjang
ketimbang jangka pendek. Sedangkan untuk barang yang lebih tahan lama, hal
sebaliknya berlaku karena permintaan atas barang tahan lama berfluktuasi tajam
dalam merespons perubahan pendapatan jangka pendek.
Dalam
Industri siklis, industry yang menghasilkan barang-barang seperti ini cukup
rentan terhadap perubahan kondisi makroekonomi, dan terutama terhadap siklus
bisnis-resensi dan ledakan ekonomi. Oleh sebab itu, industry demikian sering
kali disebut dengan industry siklis, pola penjualan mereka cenderung
memperbesar perubahan siklis pada produk domestic bruto (PDB) dan pendapatan
nasional.
Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran juga berbeda
antara bentuk jangka panjang dan jangka pendeknya. Untuk sebagian besar produk,
penawaran jangka panjang lebih bersifat elastis terhadap harga ketimbang
penawaran jangka pendek. Perusahaan menghadapi kendala kapasitas pada jangka
pendek dan memerlukan waktu untuk mengembangkan kapasitas yaitu membangun
fasilitas produksi baru dan merekrut tenaga kerja. Untuk jangka pendek
perusahaan dapat meningkatkan output melalui fasilitas yang dimiliki sekarang
dengan menambah jam kerja perminggu, membayar tenaga kerja untuk bekerja lembur
dan merekrut tenaga kerja baru. Perusahaan akan lebih mampu memperbanyak out[ut
ketika mereka memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan fasilitas dan
merekrut tenaga kerja permanen yang lebih banyak. Bagi sebagian barang,
penawaran bersifat lebih elastis dalam jangka pendek ketimbang jangka panjang.
Barang-barang tersebut bersifat tahan lama dan dapat didaur-ulang sebagai
bagian dari penawaran apabila harga meningkat. Contohnya penawaran logam bekas
yang dilelehkan berkali-kali dan dibentuk kembali. Ketika harga tembaga
meningkat, kenaikan ini memberikan insentif untuk mengubah tembaga bekas
menjadi penawaran baru, sehingga
penawaran sekundernyapun dari awal sudah naik tajam tetapi candangan logam
bekas yang berkualitas baik menurun sehingga membuat proses pelelehan,
pemurnian dan pembentukan lebih mahal. Penawaran sekunder menjadi berkontraksi
sehingga elastisitas harga penawaran sekunder jangka panjang lebih kecil
ketimbang elastisitas jangka pendeknya.
Memahami dan Memprediksi
Dampak dari Perubahan Kondisi Pasar
Untuk menggunakan kurva penawaran dan
permintaan dalam menganalisis dan memprediksi dampak dari perubahan kondisi
pasar, kita harus mulai menghubungkan angka. Pertama-tama yang perlu dilakukan
adalah mencocokkan kurva permintaan dan penawaran linear kedalam data pasar.
Tujuannya adalah menuliskan kurva penawaran dan permintaan yang cocok atau
konsisten dengan angka-angka tersebut. Kemudian dapat menentukan secara numeris
bagaimana perubahan suatu variabel dapat menyebabkan penawaran atau permintaan
bergeser sehingga berdampak pada harga dan kuantitas pasar.
Permintaan
Q = a – bp
Penawaran Q = c
+ dp
Langkah
1: Setiap elastisitas harga baik itu penaaran maupun permintaan dapat ditulis
sebagai berikut ini:
E
= (P/Q) (∆Q/∆P)
Dimana
∆Q/∆P merupakan perubahan dalam kuantitas permintaan atau penawaran yang
terjadi akibat adanya perubahan kecil pada harga. Untuk kurva linear ∆Q/∆P
adalah konstan. ∆Q/∆P = d untuk penawaran dan ∆Q/∆P = -b untuk permintaan.
Subtitusi dari ∆Q/∆P kedalam rumus elastisitas:
Permintaan: ED = -b(P*/Q*)
Penawaran: ES =
d(P*/Q*)
Dimana P* dan Q* adalah harga dan
kuantitas ekuilibrium yang telah dimiliki datanya dan ingin di gambarkan
kurvanya. Karena kita telah memiliki angka untuk ES, ED,
P* dan Q*, kita dapat menyubstitusikan angka-angka tersebut dan mendapatkan
nilai b dan d.
Langkah 2: setelah mengetahui b dan d, sehingga dapat menyubtitusikan angka-angka ini juga untuk P* dan Q* kedalam persamaan dan menyelesaikan konstanta lain yaitu a dan c.
a = Q* + bP*
Kemudian menggunakan data yang kita dapatkan untuk Q* dan P* bersama dengan angka yang telah dihitung pada langkah 1 untuk mencari b untuk mendapatkan a.
Dampak Intervensi Pemerintah-Pengendalian Harga
Kurva mengilustrasikan dampak dari pengendalian harga. P0 dan Q0 merupakan harga dan kuantitas ekuilibrium yang berlaku tanpa adanya peraturan pemerintah. Akan tetapi, pemerintah telah memutuskan bahwa P0 terlalu tinggi dan memberlakukan bahwa harga tidak bisa melebihi harga tertinggi maksimum yang diizinkan, dinyatakan dengan Pmax. Pada harga yang lebih produsen akan mengurangi produksi, dan kuantitas penawaran akan menurunkan Q1. Disisi lain, konsumen akan menambah permintaan pada harga rendah tersebut; mereka akan menambah permintaan pada kuantitas Q2 oleh karena itu melebihi penawaran dan kelangkaanpun terjadi atau dengan kata lain, terjadi kelebihan permintaan. Jumlah kelebihan permintaan ini addalah Q2 – Q1.
Tanpa adanya pengendalian harga, pasar mengalami kesetimpangan pada harga dan kuantitas ekuilibrium P0 da Q0. Jika harga diatur sehingga tidak melebihi Pmax maka kuantitas penawaran turun ke Q1, kuantitas permintaan naik ke Q2 dan kelangkaanpun terjadi.
No comments:
Post a Comment