Ini
merupakan hal yang sangat serius, terlepas dari patriotisme dan keinginannya
untuk mempromosikan pendidikan di Jerman, Froebel seharusnya tidak mendapatkan
pengakuan di negara asalnya di Jerman dan menemukan pengikut utamanya di tanah
berbahasa Inggris karena pola desain
materi bermain dalam belajar dan
memperkenalkanya dengan bernyanyi (kindergarden) pada abad 19 sangat terkenal
di Amerika Utara hal tersebut dikarenakan adanya imigran jerman yang datang ke
negara tersebut. Dalam hal ini, kasusnya sangat kontras dengan Herbart.
Perbedaannya mungkin menjelaskan fakta bahwa sementara pedagogi Herbart telah
memiliki banyak tambahan yang bermanfaat sejak zamannya sendiri, sedangkan
Froebel berjalan statis. Sistem pendidikan yang dialihkan ke tanah asing
cenderung meninggalkan sebagian besar akarnya, dan tidak memiliki kekuatan
untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Ini bukan untuk mengatakan bahwa
Froebel tidak memiliki pengaruh penting di negara-negara yang telah mengadopsi
metode-nya. Itu tidak benar. Sementara filsafat mistis (Thomisme) yang oleh
Froebel dianggap sebagai sumber dari kehidupan sistemnya telah berhenti memberi
banyak arti untuk di kemudian hari, taman kanak-kanak telah memainkan peran
yang sangat besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam
mempercepat pendidikan anak diusia dini. Anak-anak Sebagian besar di bawah
inspirasi dari karakter sekolah untuk balita telah mengalami peningkatan
radikal. Bahkan di mana cara awal pengajaran awal dengan pengajaran membaca dan
menulis masih berlanjut pembelajaran formal biasanya dipelihara di bawah
aktivitas pribadi yang lebih diarahkan dari permainan yang diarahkan, dimana
anak tersebut mendapatkan pengetahuan tentang fakta-fakta penting mengenai
lingkungannya.
Semangat
Froebelian ini belum terbatas pada sekolah balita. Perlahan namun pasti gagasan bahwa untuk siswa yang lebih tua,
elemen yang fundamental dalam pembelajaran mulai berkembang, dan pekerjaan dari
berbagai jenis telah diperkenalkan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah.
Contoh
yang paling menonjol dari hal ini adalah dengan semakin pentingnya pelatihan
manual. Permulaan gerakan ini dapat ditemukan dalam karya Uno Cygnasus
(1810-1888), murid Froebel dan pelopor pendidikan dasar di Finlandia, yang
membentuk pelatihan manual dalam bentuk "sloyd" (pekerjaan manual
rumah tangga) sebagai mata pelajaran wajib di sekolah dasar negaranya sendiri
pada tahun 1866. Keberhasilan "sloyd" di Finlandia menyebabkan adopsi
di negara-negara tetangga. Di Swedia, sistem ini mendapat antusiasme yang besar
sebagai sarana untuk mengurangi kejahatan kehidupan kota dan "menghentikan
kemunduran industri petani yang telah berumur. Sekolah pelatihan yang didirikan
di Naas, pada tahun 1875, di bawah Otto Salomon (1849-1907), telah melakukan
pelayanan yang baik dalam mengerjakan teori dan praktik subjek, dan melalui
para siswa dari negara lain yang telah menghadiri sekolah musim panas telah
membantu menyebarkan gerakan pelatihan manual di seluruh Eropa.
Karakter
umum sistem "sloyd" mungkin paling baik ditunjukkan oleh pernyataan
ringkasan yang diposkan di Naas untuk mendapatkan ‘Petunjuk bagi siswa’ yaitu:
1) Sistem ini terdiri dari pekerjaan di kayu,
termasuk pekerjaan yang serupa dengan tukang kayu, pembuat kabinet, pembuat
pola, koperasi, dll.
2) Karya
seluruhnya terdiri dari pembuatan benda-benda yang berguna, disebut model.
3) Tujuan
pengajaran adalah pendidikan siswa, dan bukan sekadar pembuatan model.
4) Seiring sekolah dasar mempersiapkan secara
tidak langsung untuk kehidupan, tujuan dari instruksi sloyd harus memberikan
pendidikan secara formatif, pengembangan kekuatan tubuh dan pikiran tertentu.
5) Adapun
tujuan formatif instruksi sloyd adalah sebagai berikut:
a) Untuk menanamkan rasa dan cinta akan pekerjaan
pada umumnya
b) Untuk
menginspirasi rasa hormat terhadap pekerjaan berat, jujur, pekerjaan fisik;
c) Mengembangkan
kemandirian dan rasa percaya diri;
d) melatih
kebiasaan yang tertib, teliti, bersih dan rapi.
e) melatih
mata dan membentuk akal sehat(perasaan/pikiran); untuk memberi ketangkasan (keterampilan)
tangan secara umum dan untuk mengembangkan sentuhan;
f) Membiasakan
focus pada industri, dengan tekun dan sabar
g) Untuk
mengembangkan kekuatan fisik.
Sedangkan
untuk tujuan materi yaitu:
a) Memberi
keterampilan dalam penggunaan alat
b) Untuk
melakukan pekerjaan yang tepat.
6) Dengan
maksud untuk mengamankan hasil di atas:
a) Siswa harus melakukan keseluruhan pekerjaan
itu sendiri, dimulai dengan memotong kayu dari dahanya;
b) Benda
harus memiliki kegunaan untuk siswa di rumah, dan tidak boleh hanya sekedar
hiasan-buka membuat barang yang mewah
c) Artikel
harus menyertakan objek model, dalam pembuatan 'dimana siswa harus dibimbing
dengan cara diperhatikan, dan tidak boleh memperlihatkan contoh.
Kepercayaan
pendidikan yang dikemukakan dalam pernyataan ini mungkin tampak pada pandangan
pertama yang jauh dari Froebel dan meskipun rasa panteistik terhadap Tuhan
dalam segala hal dan simbolisme konsekuen yang membentang melalui semua
pemikiran Froebel tentang pendidikan ini kurang, ada komunitas yang mendasari semangat
dalam kesadaran nilai-nilai moral yang luas yang melekat pada kerajinan tangan.
Klaim yang dibuat atas nama sloyd dalam hal ini mungkin agak berlebihan; Tapi
itu benar secara prinsip dan sesuai dengan filosofi pendidikan Froebel secara tegas, seperti yang Salomon
lakukan, bahwa tenaga ahli pendidikan: tidak hanya harus mempersiapkan
pekerjaan yang dibuat oleh tangan, tapi juga untuk kehidupan manusia yang lebih
besar.
No comments:
Post a Comment