Kota Jambi dan Makna Lambang Kota

 Provinsi Jambi dibentuk pada tanggal 6 Januari tahun 1948, pada saat itu pula kota jambi resmi menjadi ibukota dari provinsi. Hari jadi pemeritahan kota  Jambi ini adalah pada tanggal 17 Mei tahun 1946.

Kota Jambi dipisahkan oleh sungai yang bernama sungai  Batanghari, kedua kawasannya terhubung oleh beberapa jembatan yaitu yang pertama bernama jembatan Aurduri, kedua Jembatan Aurduri dua, dan ketiga Jembatan Layang Gentala Arasy.

Geografi:

Luas wilayah administratif dari pemerintah kota jambi adalah seluas ± 205.38 km²

Dari topografinya ini, kota Jambi ini relatif datar dengan ketingian 0-60 di atas permukaan laut. kota jambi memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata minimum berkisar antara 22, 1 sampai dengan 23,3°C  dan suhu maksimumnya antara  30,8 sampai dengan 32,6 °C  sedangkan untuk kelembaban udaranya berkisar antara 82 sampai dengn 87%. Curah huajn di Provinsi jambi terjadi sepanjang tahun dengan volume sebesar 2.296,1mm/tahun dengan rata-rata 191,34mm/bulan. Musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan maret dengan rata-rata 20 hari hujan pebulan, untuk musim kemarau terjadi antara bulan April hingga september dengan rata-rata 16 hari hujan perbulannya.

Kecamatan yang ada di kota jambi ini yaitu: Pal merah, Telanaipura, Danau teluk, Jelutung, Pasar Jambi Pelayangan, Kota baru, Alam barajo,  Jambi timur, Danau sipin, Jambi selatan

Perhubungan: 
udara: Bandar udara Sultan Thaha Syaifuddin
Darat: Terminal Alam Barajo, Terminal Rawasari

Pendidikan:

Universitas Jambi

Universitas Batanghari

Institut Agama Islam Negeri Sultan Taha Syaifuddin, sekolah tingggi dan akademik lainnya

Pendidikan Forma: SD atau MI negeri dan swasta, SMP atau MTS negeri dan swasta, SMA, MA, SMK negeri dan swasta

Jembatan Gentala Arasy

Makna lambang dan Motto kota Jambi:

Filosofi dari lambang kota jambi ini bermakna identitas dari sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu yang ada di Jambi dulu. Pada lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi dari geografis daerah dan sosiokultural masyarakat yang ada  di Jambi.

Lambang Kota Jambi ini berbentuk perisai dengan bagian bawa yang meruncing dikelilingi oleh tiga garis yang bagian luar berwarna putih, bagian tengah berwarna hijau dan memiliki ukuran lebih lebar pada bagian atasnya dengan tulisan "KOTA JAMBI" dan diapit oleh du bintang yang berwarna putih, dan bagian luar berwarna putih. 

Warna dasardari lambang kota jambi ini yaitu berwarna biru langit. Isi dan arti dari lambang senapan atau lelo, gong, dan angsa ini yaitu disebutkan, setelah Orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai, oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantun merreka berdua tersebut diberi sepasang angsa serta perahu kajang lako. Mereka disuruh untuk mengaliri aliran sungai Batanghari mencari tempat baru untuk mendirikan kerajaan baru. Dia berpesan kepada anak dan menantunya itu bahwa tempat yang akan dipilih adalah tempat yang didiami oleh angsa tersebut selama dua hari dua malam.

Pada saat Orang Kayo Hitam menebas atau membersihkan tempat tersebut untuk menerangi tempat pilihan dua angsanya, ditemukan sebuah gong dan senapan atau lelo yang diberi nama “Sitimang” dan “Sidjimat”. Kedua barang tersebut menjadi barang pusaka yang disimpan di museum kota jambi

“Tanah Pilih itu adalah tanah yang dipilih oleh raja pada zaman dulu untuk dijadikan istana dan pusat kerajaan. dan  pusako Batuah artinya adalah saat membangun, ditemukan barang – barang pusaka seperti gong dan keris,”

Secara filosofi Tanah Pilih Pesako Betuah mengandung arti bahwa Kota Jambi sebagai pusat pemerintahan kota sekaligus sebagai pusat sosial, ekonomi, kebudayaan, mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik secara individu, keluarga,  kelompok maupun secara institusional yang lebih luas ; berpegang teguh dan terikat kepada nilai – nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang – undangan yang berlaku di Jambi.