BERKUNJUNG KE PULAU PARIRI LEMA BARIRI

Bagi kamu yang pernah menonton film “serdadu cilik dari tanah Sumbawa”, pasti kamu tidak asing dengan Slogan “Pariri Lema Bariri.” Karena slogan ini akan kamu temukan di sekolah-sekolah atau di kantor-kantor pemerintahan disepanjang jalan pulau Sumbawa.
Pulau Sumbawa merupakan sebuah pulau yang masuk dalam provinsi Nusa Tenggara Barat, uniknya, meskipun pulau ini tergolong pulau kecil, namun kekayaan alamnya sangat melimpah. Terbukti dengan masih beroperasinya sebuah pertambangan emas terbesar ke-dua setelah PT. Freeport di papua, apalagi kalau bukan pertambangan emas milik PT. Newmont Nusa Tenggara. Selain itu, pulau kecil ini juga memiliki bukit-bukit yang menutupi sebagian besar wilayahnya, bahkan dari awal kamu menginjakkan kaki di pulau Pariri Lema Bariri ini, kamu akan dimanjakan dengan deretan bukit-bukit yang menjulang tinggi disepanjang perjalananmu.

Oke, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya saat berkunjung ke pulau Sumbawa beberapa hari yang lalu, tapi tidak semua wilayah Sumbawa berhasil saya ubek-ubek, hanya sebagian kecil daerah di seputaran Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat saja.

Sabtu siang sekitar jam 13.00 WITA saya dan teman saya berangkat dari Lombok menuju Pulau Sumbawa, setelah hampir 2 jam perjalanan akhirnya saya sampai di pelabuhan Kayangan Lombok Timur. Sampainya di pos jaga, seorang penjaga menghentikan kami dan mengharuskan kami untuk membayar uang masuk sebesar Rp. 2000 kemudian baru kami ke tempat pembelian tiket.
Sekedar info saja nih, untuk penyebrangan dari pelabuhan Kayangan menuju pelabuhan Pototano harga tiket untuk pengguna sepeda motor adalah Rp. 50.000. saya kebetulan kemarin ke Sumbawa menggunakan sepeda motor, jadinya tahu harga tiketnya, hehehe

Setelah membayar tiket, saya dan teman saya menuju tempat antrian, kalau misalkan bandara, tempat antrian ini bisa disamakan dengan waiting room, karena ditempat anrian ini para calon penumpang akan menunggu ada kapal yang datang atau menurunkan penumpang yang datang dari Sumbawa.

30 menit berlalu, akhirnya waktu untuk naik kapal sudah tiba. Saya kasih info lagi nih, untuk penyebrangan menuju Pototano, biasanya akan menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam untuk ukuran normalnya, tapi itu semua tergantung dari kapal apa yang kita naiki. Kalau beruntung kita akan dapat kapal yang bagus dan tidak terlalu sesak oleh penumpang dan hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam 10 menit untuk bisa sampai di pototano, tapi kalau anda kurang beruntung, siap-siap saja untuk menghabiskan waktu lebih lama di atas kapal dan saran saya setidaknya bawalah kamera untuk menghabiskan waktu panjang anda, karena selain penuh dan sesak oleh penumpang, anda juga akan sampai di Pototano 2 jam kemudian.

Kemarin saya termasuk beruntung, karena kapal yang saya tumpangi tidak terlalu banyak penumpang dan lumayan cepat, jadi pada saat di atas kapal saya dan teman saya bisa santai bahkan tiduran di kursi penumpang. Heeeheee, asik kan. Tidak lebih dari satu setengah jam, kami sudah menginjakkan kaki di Pototano. Seperti yang saya katakan sebelumnya, ketika sudah sampai di pulau ini, kita akan disuguhkan dengan pemandangan bukit-bukit yang berjejer dengan indah disepanjang jalan.

Sekitar 1 kilometer dari pelabuhan, terdapat persimpangan yang akan menentukan perjalanan anda, jika anda lurus mengikuti jalan besar, anda akan sampai di Sumbawa besar, tapi karena tujuan saya adalah ke Taliwang jadi saya dan teman saya mengambil jalan ke kanan. Dipertengahan jalan, teman saya mengajak saya untuk berfoto ke bukit Samarekat atau orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan bukit Galau. Entah apa filosopi dari tempat ini sehingga dinamakan dengan bukit galau, saya coba bertanya ke teman saya, tapi sayangnya dia juga tidak tahu jawabannya. Baiklah kita lupakan tentang nama bukit ini, karena penasaran akhirnya saya mencoba untuk naik ke atas bukit yang hanya memiliki ketinggian sekitar 10 meter ini, dan ternyata wow amazing, pemandangan yang luar biasa menurut saya, karena meskipun ketingginnya hanya 10 meter, tapi kita bisa melihat lautan sekaligus bukit-bukit yang menjulang tinggi dari puncaknya. Jadi kalau anda berkunjung ke taliwang, jangan lupa mampir di bukit galau ini ya, dijamin galau anda akan hilang dan berganti dengan ketakjuban….heeeee

Setelah mengambil beberapa foto, karena waktu sudah menunjukkan hampir magrib kami kembali melanjutkan perjalanan, dan sekitar 30 menit kemudian kami akhirnya sampai di tempat kerjanya bapak yang terletak di daerah Taliwang desa Brang Rea.

Pukul 20.30 WITA, kami kemudian melanjutkan acara jalan-jalan kami ke Daerah Komutar Telu Center atau biasa di sebut KTC. KTC merupakan salah satu tujuan wisata malam yang harus kamu datangi kalau kamu berkunjung ke Taliwang. Jika Yoyakarta punya Alun-alun Kidul, maka di taliwang juga punya alun-alun yang letaknya di KTC. Ramainya pun tidak kalah dengan alun-alun Yogya, jika di Yogyakarta kita bisa menikmati sepeda hias, di KTC juga bisa kita temukan hal yang serupa, bahkan hanya dengan membayar Rp. 5000/orang, kita bisa menaiki sepeda hias tersebut sekali putaran.

Selain alun-alun, disekitaran KTC juga terdapat Masjid Agung Darussalam Taliwang, kalau mau mengutip katanya bapak, Masjid Agung Taliwang ini adalah Masjid Nabawi dengan ukuran kecil, karena kata bapak, desain arsiteknya mirip sekali dengan Masjid Nabawi. Selain itu, yang unik dari masjid ini adalah pada lantai dasarnya, masjid ini dikelilingi oleh kolam dengan ukuran yang besar, sehingga setiap orang yang datang ke masjid Agung Taliwang ini akan merasakan kesejukan yang luar biasa.

Kembali ke laptop, malam minggu kemarin kami habiskan untuk berjalan-jalan di alun-alun Taliwang dan di Masjid Agung Darussalam, suasana disana sangat ramai, karena selain yang sudah saya sebutkan di atas, di alun-alun juga tersedia banyak sekali wahana bermain anak, mulai dari odong-odong, pemancingan ikan plastik, permainan basket, dan permainan yang pernah saya coba adalah permainan menggelindingkan bola, jika beruntung akan mendapatkan hadiah berupa jajan snack mulai dari harga Rp. 500 sampai yang harga Rp 10.000.

Keesokan paginya, kami berangkat ke salah satu pantai terdekat dari tempat bapak bekerja yaitu Pantai Balad. Pantai Balad adalah salah satu pantai yang bisa anda kunjungi saat berada di daerah Taliwang, dan jika ingin datang ke pantai Balad ini saran saya datanglah pada saat pagi hari atau sore hari, karena kalau siang hari cuacanya pasti akan sangat panas. Pantai Balad memiliki ombak yang sangat besar, dan dikelilingi oleh bukit yang menjulang tinggi di bagian kanannya. Jadi kalau ingin melihat sunset sekaligus panorama alam yang luar biasa, datang saja pada sore hari, dijamin mata anda akan disuguhi dengan pemandangan yang sangat luar biasa. Jadi jangan sampai anda melewatkannya ya.

Okelah kalau begitu, cukup sampai disini dulu cerita saya tentang Pulau Pariri Lema Bariri ini, nanti kalau saya sudah menemukan tempat wisata yang baru, saya akan bagi lagi pengalaman saya sekaligus info buat kalian yang ingin berlibur ke Provinsi Nusa Tenggara Barat.

By: E.F


No comments:

Post a Comment